Generasi Bebas Sampah


Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di Asia Tenggara. Terdiri dari beribu pulau yang yang dipisahkan oleh samudera luas, sehingga sering disebut sebagai negara kepulauan dan negara maritim. Keberagaman budaya di negeri khatulistiwa ini sangatlah menarik untuk dikaji lebih dalam. Rangkaian pegunungan yang ada di Indonesia sangat indah tuk dinikmati begitu pula dengan lautnya. Keindahan Indonesia yang begitu banyak seringkali menarik minat wisatawan asing untuk mengunjungi negeri ini.
            Sayangnya keindahan pemandangan yang dimiliki Indonesia tidak didukung dengan pemeliharaan yang baik dari penduduk Indonesia sendiri.  Kesadaran akan pengelolaan sampah yang baik dari masyarakat belum sepenuhnya tumbuh. Masyarakat banyak yang tak acuh akan lingkungan sekitarnya. Sehingga mereka acap kali membuang sampah seenaknya tanpa memikirkan akibat atas perbuatannya, baik di masa kini atau masa yang akan datang.
            Diperkirakan bahwasanya setiap orang rata-rata mengahasilkan sampah sebanyak 800 gram setiap harinya, yang berarti dalam satu tahun satu orang mampu menghasilkan 292 kg. Maka dari itu sangatlah penting untuk melakukan pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah sendiri bertujuan untuk membuat sampah memiliki nilai ekonomi, merubahnya menjadi bahan yang tidak membahayakan lingkungan serta membantu sampah agar lebih mudah terurai. Selain itu dengan pengelolaan sampah yang baik, akan mengurangi pencemaran bagi ekosistem yang ada di bumi.
            Namun, persoalan mengenai pengelolaan sampah masih menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi Indonesia. Riset terbaru dari Sustainable Waste Indonesia (SWI) mengungkapkan, sebanyak 24 persen sampah di Indonesia masih tidak terkelola. Ini artinya, dari sekitar 65 juta ton sampah yang diproduksi di Indonesia tiap hari, sekitar 15 juta ton mengotori ekosistem dan lingkungan karena tidak ditangani. Sedangkan, 7 persen sampah didaur ulang dan 69 persen sampah berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dari laporan itu diketahui juga jenis sampah yang paling banyak dihasilkan adalah sampah organik sebanyak 60 persen, sampah plastik 14 persen, diikuti sampah kertas (9%), metal (4,3%), kaca, kayu dan bahan lainnya (12,7%). Meski begitu, apabila pengelolaan sampah tidak didukung oleh kesadaran masyarakat dan pemerintah hal tersebut aka sia-sia.
Kurangnya kesadaran mengenai bahaya sampah, dapat terlihat dari berbagai tempat wisata yang seringkali beralih fungsi menjadi tempat penimbunan sampah. Terkadang saat mengunjungi suatu tempat wisata, keindahan yang tersaji telah membuai para wisatawan hingga mereka melupakan satu hal, yakni sampah yang mereka bawa dari kediaman mereka. Mereka mengabaikan fakta bahwa sampah yang mereka bawa dapat mencemari lingkungan dan merusak ekosistem. Hal ini dapat dilihat beberapa pantai dan gunung yang memiliki timbunan sampah di sekitarnya.
sampah di pantai kuta

ranu kumbolo
                        
tumpukan sampah di gunung gede
            Adanya Tempat Pembuangan Akhir, juga tidak menjadikan sampah yang ada di Indonesia berkurang. Karena kurangnya pengetahuan mengenai pengelolaan sampah yang baik, ditambah penumpukan sampah yang menggunung mengakibatkan penglolaan sampah terhambat. Sehingga, hal ini justru menambah zat-zat polutan yang akhirnya mencemari udara Indonesia. Jika masyarakat Indonesia mau sedikit saja peduli akan sampah-sampah milik mereka, tentunya negeri ini akan menjadi negeri yang indah dengan sirkulasi udara yang baik.
            Sebagai penerus negeri ini, kita semua sebagai generasi muda tentunya harus menaruh perhatian dan ikut andil dalam menjaga kebersihan Indonesia. Agar Indonesia tetap menjadi tempat tinggal yang nyaman untuk dihuni di masa yang akan datang.  Apabila kita berfikir bahwa kita tidak bisa melakukan apapun untuk membantu mengurangi sampah, itu merupakan pemikiran yang salah besar. Karena pada hakikatnya ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menjaga Indonesia dari lautan sampah.
            Ada banyak hal yang bisa kita perbuat untuk kebersihan udara Indonesia, yang pertama adalah mengurangi penggunaan plastik. Baik di rumah maupun saat kita berbelanja. Plastik sering digunakan karena bahannya yang kuat dan tahan air, padahal plastik sendiri membutuhkan waktu yang begitu lama agar terurai. Mengganti plastik dengan kantong kertas ataupun tas kain dapat kita lakukan saat berbelanja baik di pasar maupun swalayan.
            Langkah kedua yang dapat kita lakukan adalah selalu membuang sampah pada tempatnya. Yang tentunya dipisahkan antara sampah organik dan non-organik. Kita dapat menerapkan hal ini di rumah dengan menyediakan beberapa tempat sampah untuk pemisahan sampah sesuai jenis, baru nanti mengajak lingkungan sekitar rumah untuk menerapkan hal yang sama. Dengan begitu, kita telah membantu petugas sampah menjalankan tugasnya, sehingga mereka dapat mengolah sampah sesuai jenisnya. Sampah organik dapat dijadikan pupuk kompos yang tentunya akan sangat berguna bagi kehidupan para tumbuhan.
            Memanfaatkan barang-barang bekas yang masih bisa dipakai juga dapat membantu meminimalisir limbah yang dapat mencemari ekosistem. Salah satunya dengan memanfaatkan botol bekas air minum sebagai pot bagi tumbuhan hias depan rumah kita. Dengan penataan yang baik, botol-botol itu akan menambah keindahan rumah, selain itu, dengan adanya tumbuhan juga menjadikan rumah menjadi lebih sejuk.
            Sebagai generasi muda penerus bangsa ini, kita harus selalu awas dalam memperhatikan lingkungan sekitar. Karena kelak, kitalah yang akan tinggal di negeri ini bersama keluarga kecil kita. Tentunya kita tidak ingin anak-anak kita kelak tidak dapat menghirup udara bersih. Jadi, marilah kita tumbuhkan kesadaran dalam diri sendiri dan lingkungan sekitar kita akan pentingnya pembuangan sampah dan pengelolaan sampah untuk menjadikan negeri ini tetap setia akan keindahan panoramanya dan kebersihan udaranya.



Komentar